Tugas Individual: Motivasi
Motivasi
Pengertian Motivasi
Motivasi adalah proses yang
memberikan semangat, arah, dan kegigihan perilaku. Perilaku yang termotivasi
adalah perilaku yang penuh energi, terarah, dan bertahan lama.
Motivasi murid di kelas berkaitan
dengan alasan di balik perilaku murid dan sejaun mana perilaku mereka diberi
semangat, punya arah dan dipertahankan dalam jangka yang lama.
Perspektif Motivasi, terdiri dari :
Ø Perspektif
Behavioral
Ø Perspektif
Humanistis
Ø Perspektif
Kognitif
A.
Perspektif
behavioral
Perspektif ini
menekankan imbalan dan hukuman eksternal sebagai kunci dlam menentukan motivasi
murid. Insentif adalah kejadian atau stimuli positif atau negatif yang dapat
memotivasi perilaku murid. Insentif inin dapat menambah minat atau kesenangan pada
murid, dan mengarahkan perhatian pada perilaku yang tepat dan menjauhkan dari
perilaku yang tidak tepat (Emmer dkk, 2000).
Contoh : Pada
mata kuliah psikologi pendidikan dan dengan dosen pengampu adalah ibu Lita
Hadiati, saat mahasiswa mwnjawab pertanyaan dengan baik ataupun mahasiswa
membagi pengalaman mereka maka beliau akan memberikan coklat pada
mahasiswa-mahasiswa tersebut. Coklat yang diberikan ibu Lita merupakan stimuli
positif yang memotivasi mahasiswa untuk aktif diperkuliahan.
B.
Perspektif
Humanistis
Perspektif
humanistis menekankan pada kapasitas murid untuk mengembangkan kepribadian,
kebebasan untuk memilih nasib mereka dan kualitas positif (peka terhadap orang
lain). Menurut hierarki kebutuhan Maslow, kebutuhan individual harus dipuaskan
dalam urutan sebagai berikut :
Aktualisasi Diri
adalah motivasi untuk mengembangkan potensi diri secara penuh sebagai manusia.
Aktualisasi diri dimungkinkan jika keempat kebutuhan yang kebih rendah
terpenuhi. Maslow mengatakan bahwa kebanyakan orang akan berhenti menjadi
dewasa setelah mereka mengembangkan level harga diri yang lebih tinggi dan
karena itu mereka tidak sampai ke aktualisasi diri.
C. Perspektif Kognitif
Menurut perspektif kognitif,
pemikiran murid akan memandu motivasi mereka. Perspektif kognitif menekankan
arti penting dari penentuan tujuan, perencanaan, dan monitoring kemajuan menuju
suatu tujuan. Perspektif kognitif bertentangan dengan behavioral, berpendapat
bahwa tekanan eksternal seharusnya tidak dilebih-lebihkan. Perspektif ini merekomendasikan
agar murid diberi lebih banyak kesempatan dan tanggung jawab untuk mengontrol
hasil prestasi mereka sendiri.
Persepsi kognitif mengusulkan
konsep motivasi kompetensi sesuai dengan gagasan R.W. White (1959), yaotu ide
bahwa orang termotivasi untuk menghadapi lingkungan mereka secara efektif,
menguasai dunia mereka, dan memproses informasi secara efisien. Murid meraih prestasi bukan karena kebutuhan
biologis tapi karena punya motivasi internal untuk berinteraksi dengan
lingkungan secara efektif.
D.
Perspektif Sosial
Kebutuhan afilasi atau
keterhubungan adalah motif untuk berhubungan dengan orang lain secara aman.
Kebutuhan afilasi murid tercermin dalam motivasi mereka untuk menghabiskan
waktu bersama teman, keterikatan dengan orangtua, dan keinginan untuk menjalani
hubungan positif dengan guru.
MOTIVASI UNTUK
MERAIH SESUATU
Motivasi Ekstrinstik adalah
melakukan sesuatu untuk mendapatkan sesuatu yang lain (cara untuk mencapai
tujuan). Motivasi ekstrinstik sering dipengaruhi oleh insentif eksternal seperti
imbalan dan hukuman. Contohnya, murid belajar dengan keras menghadapi ujian
untuk mendapatkan nilai yang baik. Pendekatan behavioral menekankan arti
penting dari motivasi ekstrinstik dalam prestasi ini.
Motivasi Intrinstik adalah motivasi
internal untuk melakukan sesuatu demi sesuatu itu sendiri (tujuan itu sendiri).
Misalnya, saat akan menghadapi ujian, murid mungkin akan belajar karena dia
senang dengan mata pelajaran yang diujikan tersebut. Pendekatan kognitif dan
humanistik menekankan motivasi intrinstik sebagai arti penting dalam prestasi.
Determinasi Diri dan Pilihan Personal Dalam
pandangan ini, murid ingin percaya bahwa mereka melakukan sesuatu karena
kemauan sendiri, bukan karena kesuksesan atau imbalan eksternal. Motivasi
internal dan minat intrinsik dalam tugas sekolah naik apabila murid punya
pilihan dan peluang untuk mengambil tanggung jawab personal atas pembelajaran
mereka.
Mihaly Csikszentmihalyi menggunakan istilah flow
untuk mendeskripsikan pengalaman optimal dalam hidup. Dia menemukan bahwa
pengalaman optimal itu kebanyakan terjadi ketika orang merasa mampu menguasai
dan berkonsentrasi penuh saat melakukan aktivitas. Dan dia mengatakan bahwa
pengalaman optimal terjadi ketika individu terlibat dalam tantangan yang mereka
anggap tidak terlalu sulit tetapi juga tidak terlalu mudah.
Komentar
Posting Komentar