Psikologi pendidikan: PENGELOLAAN KELAS
PENGELOLAAN KELAS
Manajemen Kelas adalah kegiatan untuk menciptakan dan
mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses belajar efektif di
dalam kelas.
dalam menganalisis lingkungan kelas, Walter Doyle (1986)
mendeskripsikan 6 karakteriktik yang menfleksikan kompleksitas dan potensi
problemmnya:
·
kelas
adalah multidimentional, Kelas adalah setting
untuk banyak aktifitas belajar
·
aktivitas
terjadi secara simultan, Banyak aktivitas kelas
terjadi secara simltan
·
hal-hal
terjadi secara cepat, Kejadian sering kali
terjadi di kelas dan membutuhkan respon cepat
·
kejadian
sering kali tidak bisa diprediksi, kemungkina akan
muncul kejadian diluar rencana seperti kebakara, murid berkelahi, murid sakit
dan sebagainya
·
hanya
ada sedikit privasi. kelas adalah tempat publik dimana murid dapat melihat guru
mengatasi masalah, melihat kejadian tak terduga, dan mengalami frustasi
·
kelas
punya sejarah, murid memilki kenangan tersendiri akan apa yang terjadi
dikelas yang sudah mereka jalani
Tujuan
Manajemen Kelas
Manajemen kelas yang efektif
mempunyai dua tujuan, yaitu:
1. Membantu
murid menghabiskan lebih banyak waktu untuk belajar dan mengurangi waktu
aktivitas yang tidak diorientasikan pada tujuan.
Carol Weinstein (1997) mendeskripsikan
jumlah waktu yang tersedia untuk berbagai aktivitas kelas di sekolah menengah
biasanya rata-rata 42 menit, waktu belajar tahunan biasanya sekitar 62 jam,
yang kira-kira hanya setengah dari waktu yang diwajibkan. Meskipun angka ini
hanya perkiraan, angka tersebut menunjukkan bahwa jam yang tersedia untuk
pembelajaran kurang dari yang seharusnya. Manajemen kelas yang efektif akan
membantu untuk memaksimalkan waktu pengajaran dan belajar.
2.
Mencegah murid mengalami problem akademik dan emosional.
Kelas yang dikelola dengan baik tidak
hanya akan meningkatkan pembelajaran yang berarti, tetapi juga membantu
mencegah berkembangnya problem emosional dan akademik. Kelas yang dikelola
dengan baik akan membuat murid sibuk dengan tugas yang menantang dan memberikan
aktivitas dimana murid menjadi terserap kedalamnya dan termotivasi untuk belajar
serta memahami aturan dan regulasi yang seharusnya dipatuhi. Dalam kelas
seperti itu, kemungkinan murid mengalami masalah emosional dan akademik kecil.
Mendesain
Lingkungan Fisik Kelas
1.
Prinsip penataan kelas
- Kurangi kepadatan di tempat lalu lalang.
- Pastikan bahwa anda dapat dengan mudah melihat semua murid.
- Materi pengajaran dan perlengkapan murid harus mudah di akses.
- Pastikan murid dapat dengan mudah melihat semua presentasi kelas.
2.
Gaya penataan
a. Penataan kelas standar
- Gaya auditorium, yaitu semua murid duduk menghadap guru. Penataan ini membatasi kontak murid tatap muka dan guru bebas bergerak ke mana saja. Gaya auditorium sering kali dipakai ketika guru mengajar atau seseorang memberi presentasi di kelas.
- Gaya tatap muka (face to face), yaitu murid saling mengahadap. Gangguan dari murid-murid akan lebih besar pada susunan ini ketimbang pada susunan auditorial.
- Gaya off-set, yaitu sejumlah murid (biasanya tiga atau empat anak) duduk di bangku tetapi tidak duduk berhadapan langsung satu sama lain. Gangguan dalam gaya ini lebih sedikit ketimbang gaya tatap muka dan efektif untuk kegiatan pembelajaran kooperatif.
- Gaya seminar, yaitu sejumlah besar murid (10 atau lebih) duduk disusunan berbentuk lingkaran, atau persegi, atau bentuk U.
- Gaya klaster (cluster), yaitu sejumlah murid (biasanya 4 sampai 8 anak) bekerja dalam kelompok kecil. Susunan ini terutama efektif untuk aktivitas pembelajaran kolaboratif.
b. Personalisasi kelas
Menurut pakar kelas Carol Weinstein dan
Andrew Mignano (1997), kelas sering kali mirip dengan kamar hotel, nyaman
tetapi impersonal, tidak mengungkapkan apapun tentang orang yang menggunakan
ruang itu. Untuk mempersonalisasikan kelas, pasang foto murid, karya seni,
tugas, diagram tanggal lahir murid (untuk murid SD), dan ekspresi murid yang
positif.
Menciptakan
Lingkungan Yang Positif Untuk Pembelajaran
Terdapat strategi
manajemen kelas umum untuk memberikan lingkungan yang positif untuk
pembelajaran. Serta cara efektif membuat dan mempertahankan aturan, dan strategi
positif untuk membuat murid bekerja sama, yaitu:
1.
Strategi umum
a. Menggunakan Gaya Otoritatif
Gaya manajemen kelas
otoritatif lebih bermanfaat bagi murid ketimbang gaya ptoriter atau
permisif. Guru yang otoritatif akan mempunyai murid yang cenderung mandiri,
tidak cepat puas, mau bekerjasama dengan teman, dan menunjukkan perhargaan diri
yang tinggi. Strategi manajemen kelas otoritatif akan mendorong murid untuk
menjadi pemikir dan pelaku yang independen. Guru yang otoritatif melibatkan murid
dalam kerjasama give-and-take dan menunjukkan sikap perhatian kepada mereka.
Gaya yang otoritatif akan membantu murid menjadi pelajar yang aktif dan mampu
mengendalikan diri.
Gaya manajemen kelas
otoritarian adalah gaya yang restriktif dan punitif. Fokus utamanya adalah
menjaga ketertiban di kelas, bukan pada pengajaran dan pembelajaran. Guru
otoriter sangat mengekang dan mengontrol murid dan tidak banyak melakukan
percakapan dengan mereka. Murid dikelas yang otoritarian ini cenderung pasif, tidak
mau membuat inisiatif kreativitas, mengekspresikan kekhawatiran tentang
perbandingan sosial, dan memiliki keterampilan komunikasi yang buruk.
Gaya manajemen kelas permisif
adalah memberi banyak otonomi pada murid tapi tidak memberi banyak dukungan
untuk pengembangan keahlian pembelajaran atau pengelolaan perilaku mereka.
Murid di kelas permisif cenderung mempunyai keahlian akademik yang tidak
memadai dan kontrol diri yang rendah.
b. Mengelola aktivitas kelas secara efektif
Manajer kelas yang efektif
:
- Menunjukkan seberapa jauh murid “mengikuti”. Guru akan selalu memonitor murid secara reguler dan akan membuat mereka bisa mendeteksi perilaku yang salah jauh sebelum perilaku itu lepas kendali.
- Atasi situasi tumpang-tindih secara efektif. Guru yang efektif akan mampu mengatasi situasi tumpang-tindih secara lebih baik. Contohnya, dalam situasi kelompok membaca mereka dengan cepat merespons pertanyaan, tetapi dalam merespons itu dia tidak mengubah aliran proses belajar membaca. Ketika berjalan keliling ruangan dan memeriksa pekerjaan murid, matanya tetap mengawasi seluruh kelas.
- Menjaga kelancaran dan kontinuitas pelajaran.
- Libatkan murid dalam berbagai aktivitas yang menantang.
2.
Membuat, mengajarkan, dan mempertahankan aturan dan prosedur
Perbedaan antara aturan dan prosedur dan
pertimbangan kemungkinan yang tepat untuk melibatkan murid dalam diskusi dan
pembuatan aturan. Aturan kelas harus masuk akal dan perlu, jelas dan
dapat dipahami, konsisten dengan tujuan instruksional dan pembelajaran, dan
kompatibel dengan aturan sekolah.
3.
Mengajak murid bekerjasama
Ada tiga strategi untuk
mengajak murid bekerjasama dengan guru, yaitu:
- Menjalin hubungan positif dengan murid.
- Mengajak murid untuk berbagi dan mengemban tanggung jawab.
- Beri hadiah terhadap perilaku yang tepat.
Komentar
Posting Komentar